Lompat ke konten
Beranda » Servis Rutin Sanggup Bikin Mesin Hemat BBM

Servis Rutin Sanggup Bikin Mesin Hemat BBM

Berikut ini fakta menarik mengenai cara menghemat konsumsi BBM (bahan bakar minyak). Saat pertama kendaraan diterima 5 tahun lalu konsumsinya sekitar 1:8-10 Km /liter untuk pemakaian dalam kota. Tetapi, dalam lomba irit BBM yang diselenggarakan AvanzaXenia.net akhir pekan 19 Juli 2009 lalu di Jakarta, angkanya tembus sampai ke 1:37,68. Resepnya ternyata sangat sederhana. “Kalau rajin servis rutin ke bengkel resmi, mestinya sudah sangat cukup membuat konsumsi BBM hemat,” kata Rismansyah kepada AstraWorld yang turut berpartisipasi di acara itu dengan menggelar Uji Emisi Gratis.

Dengan dasar itu, persiapan pertama yang dilakukan pengurus AvanzaXenia Indonesia Club (AXIC) dan pemilik Avanza tahun 2004 ini adalah mendatangi bengkel resmi Auto 2000 Cikarang. Beberapa pemeriksaan dan perawatan komponen yang terkait efisiensi BBM jadi perhatian khusus. Mulai dari: (1) mengganti oli menggunakan SAE 10W30 yang secara fisik lebih encer; (2) membersihkan ruang bakar dan mengganti busi baru dengan gap 0,8 mm (sesuai buku manual); hingga (4) menggunakan BBM beroktan 92 plus octane booster agar kualitas BBM yang di-supply ke ruang bakar lebih bagus dan sesuai kebutuhan mesin.

Selain masalah pembakaran ia juga berusaha menekan beban berat mobil. Aksesoris yang tidak perlu diturunkan, dan dengan bantuan bengkel ia minta kaki-kaki mobilnya diperiksa. Dilakukanlah spooring dan balancing, pemeriksaan rem untuk mengetahui ada tidaknya hambatan, serta melumasi komponen-komponen bergerak di bagian kaki (cross joint pada kopel, laher differential bagian luar, pully alternator, pully AC, pully power steering, bearing tensiometer). Bahkan menambah angin pada keempat roda hingga tekanannya 45 Psi.

“Intinya hanya dua, yaitu: meningkatkan kinerja mesin dan mengurangi berat beban mobil,” katanya. “Sisanya adalah driving attitude,” lanjutnya. Dalam hal gaya berkendara, menurutnya, persis seperti yang sudah banyak diterapkan orang. Yaitu, nyetir dan melakukan pergantian persneleng dengan memperhatikan gear ratio. “Dalam kasus lomba tadi, kecepatan jelajah Avanza saya jaga maksimum di 50 km/jam pada rpm 2.200 pada persneling 5, range rpm bermain di antara 1.800 dan 2.800 rpm untuk saat pergantian persneling. Jangan lupa pula lakukan pelepasan kopling secara perlahan hingga terlepas penuh saat kendaraan akan mulai bergerak, lalu tekan gas secara halus untuk menambah kecepatan” katanya.
Di luar servis dan gaya berkendara, tidak ada tambahan lain. “Gak perlu menggunakan produk penghemat BBM yang banyak beredar,” sarannya. Satu-satunya tambahan yang ia lakukan adalah meletakkan kipas kecil ukuran 2 inch di saluran masuk udara ke ruang bakar agar kebutuhan udara saat proses pembakaran BBM berlangsung sempurna,” katanya. Tetapi, menurutnya, penggunaan kipas ini hanya untuk kepentingan lomba dan bertujuan menurunkan kadar gas CO yang terlepas ke udara.

Efek lingkungan dari penggunaan kipas ini terlihat dari hasil uji emisi AstraWorld. Hasilnya mendekati kendaraan sejenis yang sudah menggunakan teknologi lebih baru (VVTI bersistem closed loop). Print out uji emisi menunjukkan bahwa CO yang terbuang hanya 0,08 % (maks: 3 % ), HC = 73 % (maks: 700 %) dan lambda = 1,5 ( standard 0.98 – 1,02 ). Namun, penggunaan kipas ini tidak ia rekomendasikan untuk berkendara sehari-hari. Karena tenaga hasil pembakaran BBM turun lumayan signifikan yang ditunjukkan dari hasil pengukuran CO2 = 9,6 % saat idle (standard kondisi biasa 14,2- 14.5 % ). O2 = 7.24 % (ideal 1-3 %), AFR =1:21,27 (ideal 1 : 14,7).

 

 

Sumber: